Seiring kemajuan teknologi, semakin banyak pula tindak kejahatan kriminal yang mengintai, spoofing adalah salah satunya. Spoofing banyak mengincar situs website. Kasus ini dapat menyerang siapa pun, baik itu bisnis maupun individu. Jadi, Anda patut mewaspadainya.
Nah, sebenarnya apa itu spoofing? Bagaimana cara menghindarinya? Tenang, Kharisma World akan membahasnya secara detail pada bahasan berikut.
Baca Juga : Pengertian Spam, Jenis, Cara Mengatasi, dan Mencegahnya
Apa Itu Spoofing?
Pengertian spoofing adalah bentuk penipuan online di mana pelaku menyamar sebagai seseorang atau pihak tertentu, seperti individu yang sudah Anda kenal atau organisasi terkemuka.
Hal tersebut membuat para korban banyak yang percaya. Sehingga pelaku spoofing mudah saja melakukan pencurian data, pencurian uang, ataupun merusak sistem server Anda.
Jenis Spoofing
Modus kejahatan ini bisa bervariasi, tergantung dari jenis spoofing yang dilakukan. Berikut di antaranya.
1. Email Spoofing
Salah satu jenis spoofing adalah pada email. Ini merupakan aksi penipuan dengan mengirimkan pesan email menggunakan alamat palsu atau pelaku bermodus sebagai pihak tertentu. Jenis ini sama seperti phishing.
Tujuan spoofing pada email yaitu untuk meminta korban melakukan apa yang disuruh si pelaku. Sebagai contoh mengklik link yang ternyata berisi malware. Jika korban benar mengklik link tersebut, maka pelaku bisa dengan mudah mencuri data korban atau bahkan meminta jaminan uang.
2. Caller ID Spoofing
Caller ID spoofing adalah jenis penipuan di mana pelaku akan memanggil targetnya menggunakan nomor ID yang tak biasa, misalnya hanya 4 digit seperti +6666 atau lainnya. Nomor ID tersebut memang bisa diubah-ubah sesuai keinginan si pelaku.
Tujuannya ialah agar orang lain tidak bisa melacak nomor mereka. Nah, biasanya pelaku caller ID spoofing bermodus sebagai pegawai bank yang ingin menagih hutang. Ada pula yang mengaku sebagai perusahaan ternama yang ingin memberikan doorprize dalam jumlah fantastis.
3. Website Spoofing
Jenis spoofing berikutnya adalah pada website. Artinya, kejahatan ini mengandalkan website untuk mengelabui korban.
Skenario pelaku adalah menciptakan website yang seolah-olah merupakan website resmi suatu perusahaan atau organisasi, padahal sebenarnya palsu. Mereka menjiplak keseluruhan tampilannya, mulai dari nama, logo, halaman login, bahkan nama domain yang sekilas terlihat mirip seperti website asli.
4. SMS Spoofing
Sama halnya dengan caller ID spoofing, SMS spoofing juga bentuk kejahatan yang pelakunya mengubah nomor ponsel mereka dengan nomor lain. Hal ini bertujuan mengelabui korban agar mereka bisa mengirimkan pesan penipuan dengan mengaku sebagai perusahaan resmi.
5. IP Spoofing
IP spoofing adalah teknik penipuan dengan memalsukan alamat IP untuk melakukan serangan DDOS. Biasanya mereka akan membuat request berkali-kali ke sebuah website hingga kapasitas servernya penuh. Akibatnya, website akan kewalahan dan kecepatannya menurun. Tak jarang, IP spoofing juga mengincar website toko online.
Baca Juga : Apa Itu Tailgating Attack
Cara Menghindari Spoofing
Salah satu langkah guna menghindari spoofing pada lembaga atau organisasi yaitu menggunakan anti-spoofing. Bahkan ada suatu bidang khusus yang ditugaskan menangani kejahatan ini.
Sementara itu, jika sifatnya pribadi, Anda bisa mengatasi spoofing dengan meningkatkan rasa kewaspadaan. Apabila Anda menerima email, SMS atau telepon yang mengaku dari perusahaan, lembaga, atau orang dekat Anda, sebaiknya jangan langsung percaya. Terlebih bila mereka meminta informasi yang berkaitan dengan pribadi Anda, jangan pernah berikan.
Kemudian anda bisa memeriksa alamat email secara teliti. Pelaku penipuan umumnya akan menggunakan domain gratis, bukan domain asli perusahaan. Hati-hati juga pada link asing yang dikirimkan. Alih-alih langsung membukanya, lebih baik Anda mengabaikannya.
Itu dia informasi seputar apa itu spoofing, jenis, dan cara menghindarinya. Terakhir, agar lebih aman, Anda bisa memasang perlindungan dari McAfee yang ampuh dan terpercaya.